Perjalanan Indah

pppppppppppp

Sabtu, 10 Juli 2010

SETITIK DARAH MENGALIR MENGIRINGI KEBERHASILANKU

Ketika pagi datang, mentari sudah mulai tampak menggantikan bulan yang bersinar indah di malam hari, saatnya tiba makhluk hidup di bumi memulai aktivitas paginya hari ini. Seperti se ekor ayam yang sudah memulai mengais tanah untuk memeberi makan anak-anak tecintanya, petani yang turun ke sawahnya masing-masing menanam padi maupun memanennya untuk kehidupan manusia di bumi, pegawai-pegawai pemerintah yang siap bekerja dengan membawa tas kulit, sebuah dasi yang terikat rapi di lehernya dan juga biasanya jas mahal melengkapi penampilan mewah mereka, lain halnya dengan buruh-buruh, pengamen, pengemis, ataupun pemulung, mereka bekerja dengan pakaian yang seadanya atau bahkan mereka memakai pakaian yang sudah tidak layak pakai, tapi mereka dengan ikhlas menerima pakaian itu untuk mereka pakai bekerja mencari nafkah dirinya dan keluarganya.
Sedikt sekali orang-orang berdasi yang terketuk pintu hatinya, melihat kenyataan ini. Mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri, bagaimana cara menambah harta kekayaannya, atau pun hal-hal lainnya.
Itulah suatu masalah yang selalu di fikirkan oleh gadis yang bernama Elvana Randa, seseorang yang memiliki banyak prestasi-prestasi akademik maupun non akademik. Rambut panjang sepinggang yang hitam terurai, wajahnya yang putih bersih, dan satu tahi lalat di dagu kanannya, dua lesung pipit di pipi kiri dan kanannya menambah cantik dan anggunnya gadis manis itu, di tambah lagi keramahannya dan tutur katanya yang lembut dan sopan, lengkap sudahlah kesempurnaan yang di miliki gadis cantik ini. Elva adalah anak tunggal dari pasangan Ahmad Achya Ariyuda, S.E, M.E dan Ery Mardiana, pengusaha sukses yang memiliki cabang-cabang perusahaan di mana-mana, seperti Malaysia, Singapura, Australia, bahkan ada yang di Swiss.
Seperti hari-hari yang sebelumnya, Elva pergi ke kantor menggantikan ayahnya yang sedang sakit untuk memimpin perusahaan, disini ia menjabat sebagai direktur utama. Memang Elva adalah seorang perempuan, dibalik keanggunan dan kecantikannya itu ia memiliki tenaga, otak dan daya fikir yang tidak kalah hebat dengan pria, tapi tidak dengan sifatnya, ia masih tetap seorang gadis yang cantik dan anggun.
Menjadi terbaik di antara yang terbaik itulah motivasu hidupnya selama ini, dengan umur yang masih 23 tahun Elva mempunyai cita-cita dan tekad yang sangat tinggi, yaitu menjadi seorang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara dan juga masyarakat, dalam hal apapun itu.
Setelah tugas di kantornya selesai, Elva langsung menuju kampusnya Universitas Indonesia, hari ini banyak sekali mata kuliah yang sangat penting untuk Elva, ia sangat menakuti kata terlamabat masuk kelas.
Tiba di kampus Elva langsung menuju ruangan kelas, tapi tampak rasa heran di wajahnya, dalam hatinya berkata “Kenapa dosennya tidak ada ?”.
Elva segera bertanya kepada salah satu temannya yang bernama Novan.
“Van, dosennya mana sih, aku bela-belain datang eh malah tidak masuk, korupsi waktu tau”.
“Yeeeee. Mana aku tau, tapi kalau tidak salah, kata yang lain dosennya lagi ada urusan penting”.
“Ya udahlah, terimakasih atas informasinya, eh ngomong-ngomong ada lihat Syfa sama Vina nggak ?.
“Tadi aku lihat sih, mereka berdua ada di kantin, lagi makan”.
“Oh. Terimakasih lagi ya atas informasinya”.
“Sama-sama”
Elva berjalan melewati kelas demi kelas, koridor demi koridor, dan akhirnya sampailah ia ke kantin, tapi sayang tak di lihatnya wajah kedua temannya itu, ia kembali bertanya kepada Rio yang sedang melahap makanannya di kantin tersebut
“Maaf Io, ganggu makannya. Tadi kamu lihat Syfa sama Vina tidak ?, soalnya tadi kata Novan mereka berdua ke kantin”.
“Iya. Tadi mereka ber dua memang ke sini, tapi sudah pergi tadi, sepertinya mereka ke perpustakaan”.
“Iya deh. Nanti aku ke sana, terima kasih ya ”.
“Sama-sama”.
Elva kembali melangkahkan kakinya berjalan menuju ke perpustakaan. Kali ini ia tidak perlu melewati ruang-ruang kelas ataupun koridor-koridor yang sangat panjang lagi. Sebab perpusatakaan tersebut jauhnya hanya sekitar seratus meter dari kantin tersebut. Seperti yang di lakukannya di kantin, ia kembali masuk ke dalam perpustakaan dan melihat satu persatu mahasiswa dan mahasiswi yang ada di dalamnya, apakah ada wajah kedua temannya itu, tapi walupun matanya telah melihat sudut demi sudut perpustakaan, tetapi kembali Elva tidak menemukan kedua temannya itu, dan ini harus membuat Elva bertanya lagi kepada seseorang yang mempunyai nama Rere.
“Re, ada lihat Syfa sama Vina tidak, soalnya dari tadi aku cari, tidak ketemu-ketemu.
“Tadi sih, sepertinya mereka ber dua ketaman, susul saja siapa tau mereka masih ada”.
“Baiklah, terimakasih Re”.
“Sama-sama El.

3 komentar:

  1. kalo cerita pendek nya segini....
    gimana panjang nya???///
    heheheh...

    BalasHapus
  2. Ehhmmm, tou belum abis,,,
    Cz msh belum dpet ide,,

    BalasHapus
  3. saking panjang nya gw jadi males baca nya
    hehehehehe....

    BalasHapus